Tuesday, July 14, 2009

Kalau aku jauh dariMu

Ibrani 12:15

Sudah 7 tahun Sam dan Jenny menjalin hubungan asmara. Sejak duduk di bangku kelas 1 SMA sampai pada akhirnya keduanya meraih gelar dokter di universitas yang sama. Banyak hal yang sudah mereka lalui bersama selama 7 tahun itu. Sam sangat mengenali sifat dan tingkah laku Jenny, begitu juga sebaliknya. Dan selama itu juga, hubungan mereka jauh dari masalah meskipun ada perbedaan-perbedaan di antara mereka namun masih dalam taraf yang wajar. Masalah sebenarnya mulai timbul ketika Jenny harus praktek di luar daerah selama 1 tahun. Malam sebelum keberangkatan Jenny, mereka berdua membuat kesepakatan-kesepakatan dalam hubungan mereka karena bagi mereka hubungan jarak jauh adalah hal yang sama sekali baru. Apalagi selama ini intensitas pertemuan mereka sangat sering mengingat mereka sama-sama sekolah dan kuliah di tempat yang sama.

Satu bulan berjalan, meskipun komunikasi cukup lancar namun rasanya seperti di neraka bagi mereka berdua karena tidak ada lagi pertemuan di antara mereka. Akhirnya lama kelamaan, hubungan itu mulai terasa hambar, komunikasi mulai terhambat, dan akhirnya rasa itu hilang. Orang-orang baru juga mulai masuk dalam kehidupan Sam dan akhirnya perselingkuhan terjadi dan merusak hubungan yang sudah ada.

Rekan-rekan pemuda, kejadian seperti di atas seringkali terjadi di sekitar kita. Bahkan terkadang kita tidak menyadari bahwa kita sendiri pun mengalaminya dalam konteks hubungan kita dengan Kristus. Meskipun kita sudah mengenal dan mengakui Yesus Kristus sebagai juruselamat pribadi kita, bukan berarti kita terbebas dari godaan Iblis agar kita menjauh dari Yesus. Iblis akan tersenyum ketika kita mulai menjauhi persekutuan dengan Kristus. Iblis akan mulai tertawa ketika melihat kita menjauhi Alkitab. Dan Iblis akan bersorak merayakan kemenangan bila kita meninggalkan Kristus. Menjaga hubungan dengan Yesus serupa halnya dengan menjaga hubungan kita dengan manusia. Bila kita mulai mengurangi intensitas kita, maka hal-hal jahat mulai akan mengganggu hubungan itu. Untuk itu, tetaplah menjaga persekutuan dengan Dia dalam setiap langkah kehidupan kita. Tidak akan sulit karena Dia hanyalah sejauh doa.

[-sld-]

Di luar Kristus, aku pendosa tetapi di dalam Kristus, aku selamat. Di luar Kristus, aku lemah tetapi di dalam Kristus, aku kuat. Betapa berartinya berada di dalam Kristus. -Watchman Nee-

Tak Ada Kecil atau Besar, Semuanya DOSA!

Roma 6:23

Ferry dan Adrian sudah 10 tahun bersahabat sejak dari bangku SMP. Satu sama lain sudah mengenal kepribadian masing-masing. Segala cerita sedih dan senang mereka bagi. Untuk urusan berpacaran pun mereka saling curhat. Sampai suatu saat, hubungan 2 sahabat ini dengan pacar masing-masing sedang dalam masalah. Ferry yang sudah berpacaran 5 tahun dengan kekasihnya, sedang dalam masa jenuh, dan akhirnya selingkuh dengan cewek lain. Adrian pun sedang dalam masa kejenuhan meskipun hubungannya baru berjalan 1 tahun. Dia menjalani hubungan backstreet dari orangtua ceweknya, sehingga seringkali harus berbohong. Ketika Ferry bercerita, Adrian merasa lebih beruntung karena dia cuma melakukan “kesalahan kecil” dibandingkan Ferry yang melakukan “kesalahan besar”.

Rekan-rekan pemuda, Paulus menulis dalam suratnya untuk jemaat Roma bahwa upah dosa adalah maut. Di situ tidak ada embel-embel besar atau kecil. Jadi tidak ada dosa besar atau dosa kecil. Seringkali kita membenarkan diri atas dosa yang kita anggap kecil. Padahal, asumsi seperti itu merupakan asumsi yang salah. Coba bayangkan kita sedang makan nasi goreng paling lezat seantero Indonesia, tiba-tiba kita menemukan sebuah kaki kecoa, apakah makanan itu akan tetap menjadi lezat? Begitu juga dosa. Apapun dosa itu, tetap saja akan mencemarkan hidup kita.

Sobat muda, Tuhan Yesus telah menanggung dosa-dosa kita mulai dari penyiksaan-Nya di depan khalayak ramai, sampai penderitaan-Nya sepanjang jalan menuju Bukit Golgota, hingga berakhir di kayu salib. Jadi, yang menurut kita adalah dosa kecil ataupun dosa besar, sama dengan satu cambukan di tubuhNya, satu duri di kepalaNya, satu paku di tangan kiri-Nya, satu paku di tangan kanan-Nya, satu paku di kaki-Nya atau satu tusukan di lambung-Nya. Semuanya sama-sama melukai Dia.


[-sld]


Christ Effect

Mat 28 : 19-20

Iklan sebuah parfum di media televisi menampilkan seorang pria dengan penampilan pas-pasan dapat menarik perhatian seluruh wanita yang dia jumpai sehingga berbondong-bondong mengikutinya hanya karena pria itu memakai parfum tersebut. Itulah iklan parfum yang kita kenal dengan efeknya.

Rekan muda, kita percaya bahwa hidup kita adalah sebuah anugerah yang diberikan Allah kepada kita. Karena Dia begitu mengasihi kita, Dia rela berkorban di kayu salib. Apa yang bisa kita sebagai pemuda Kristen lakukan untuk membalas semuanya itu? Rekan muda, ingatlah bahwa Tuhan telah memberikan Amanat Agung kepada kita semua untuk menyebarkan Injil. Sudah seharusnya kita menjadi saksi-saksi Kristus di tengah-tengah pergaulan kita, baik itu di perkuliahan, di tempat kita bekerja, dan di manapun kita berada. Seringkali kita merasa puas dan nyaman dengan rutinitas kekristenan kita baik itu sebagai pengurus atau anggota Pemuda tapi kita lupa dengan orang-orang di luar yang masih belum mengenal Kristus. Padahal tugas kita sudah jelas yaitu menjadi saksi Kristus.

Dalam menjadi saksi, janganlah kita menjadi saksi hanya melalui aksesoris-aksesoris Kristen atau menjadi orang yang hanya bisa omong doang. Jadilah saksi Kristus melalui perbuatan kita yang mencerminkan rasa ungkapan syukur atas keselamatan yang Tuhan telah berikan kepada kita. Jadi, alangkah indahnya apabila harumnya kasih yang berasal daripada Tuhan dapat terpancar melalui perbuatan kita sehingga orang-orang di sekitar kita bisa merasakan efeknya, sama seperti iklan parfum tadi.

[-sld-]

Kristen bukan hanya sebatas label, tetapi gambar yang hidup.

Jika JawabanNya: Tidak!

Matius 26:39

“Aku ingin begini, aku ingin begitu, ingin ini, ingin itu banyak sekali.” Sepenggal lirik lagu tadi diambil dari lagu pembukaan serial kartun Doraemon. Kita tahu bahwa Nobita adalah seorang anak manja yang selalu meminta segala sesuatu kepada Doraemon. Dan ketika permintaannya tidak dipenuhi, dia marah dan ngambek sama Doraemon.

Dalam hidup ini, pasti kita mempunyai banyak sekali keinginan ataupun cita-cita yang kita dambakan. Keinginan itu lalu kita bawa dalam doa. Terkadang, meskipun keinginan itu sudah didoakan dengan sungguh-sungguh, namun kita merasa jawabannya tak kunjung tiba atau bahkan kita harus menerima jawaban yang tidak sesuai harapan kita. Seringkali kita mempertanyakan hal ini kepada Tuhan.

Ada tiga hal yang membuat Tuhan tidak mengabulkan doa kita. Pertama, cara berdoa kita yang salah (Mat. 6:7). Kedua, ada hal-hal dalam kehidupan kita yang tidak berkenan di hati Tuhan (Mrk. 11:25). Ketiga, Tuhan mempunyai rencana lain atas hidup kita (Mat. 26:39).

Jadi bila kita mendapatkan jawaban yang tidak sesuai harapan kita, janganlah kita menyalahkan Tuhan lalu meninggalkan Tuhan. Kita harus mengevaluasi hidup kita dan memperbaikinya. Lalu berusaha peka untuk mendengar maksud Tuhan dalam hidup kita. Caranya, kenalilah pribadi Tuhan lebih dekat dengan cara membaca Firman-Nya dan terus berkomunikasi dengan Dia melalui doa. Dengan begitu, kita dapat mengetahui apa yang dikehendaki oleh-Nya dan menyerahkan diri kita sepenuhnya dalam rencana Tuhan dan terus memelihara pengharapan kepada Dia (Roma 12:12). Ingatlah bahwa kita bukanlah anak-anak manja yang merengek agar permintaan kita dikabulkan, tetapi kita adalah anak-anak yang sudah dimenangkan oleh Tuhan.

[-sld-]

“Mereka yang mengenal baik Tuhan adalah yang paling kaya dan berkuasa dalam doa. Sedikit pengenalan akan Tuhan, keasingan dan kekakuan dengan Dia, membuat doa lemah.” --E. M. Bounds--

Jika JawabanNya: Ya!

Efesus 5:20-21

Suatu hari saya pergi ke Monkey Forest di Bali. Sudah pasti di sana, ada yang berjualan permen, pisang ataupun kacang-kacangan untuk diberikan kepada monyet-monyet yang ada di sana. Saya membeli sesisir pisang dan beberapa permen untuk saya nikmati. Lalu saya mencari tempat duduk untuk bersantai di bawah sebuah pohon besar. Perlahan, mulai ada monyet yang mendekati saya. Dan pandangannya bergantian antara ke wajah saya dan ke pisang yang saya pegang, seakan mau memberitahu kalau dia menginginkan pisang itu. Akhirnya saya berikan sebuah pisang. Setelah dia mengambil pisang itu, dia lari meninggalkan saya. Tak lama kemudian, monyet itu kembali dan meminta pisang lagi ke saya. Akhirnya saya berikan lagi, lalu dia pergi meninggalkan saya. Saya amati dari kejauhan ada satu monyet lain yang mendekati monyet tadi, dan berusaha untuk meminta pisang tersebut, namun monyet itu kemudian marah dan pergi membawa pisang itu.

Sobat muda, tidak jarang kita bersikap seperti monyet itu. Ketika kita berdoa meminta sesuatu dari Tuhan, kita seringkali memelas dan memohon supaya Tuhan mengabulkan doa kita. Namun, setelah Tuhan memberikan apa yang kita mau, kita seakan lupa dengan kebaikan Tuhan dan pergi meninggalkan Dia. Baru ketika kita membutuhkan Dia, kita datang lagi memohon padaNya. Bahkan, ketika ada orang lain yang membutuhkan pertolongan kita, kita seringkali menolak, tidak menyadari bahwa berkat yang diberikan oleh Tuhan tidak sepenuhnya milik kita.

Sobat muda, sudah sepantasnya kita mengucap syukur akan doa-doa kita yang dikabulkan. Janganlah kita menjadi tinggi hati melainkan tetap rendah hati karena semua itu adalah anugerah dari Allah. Dan kita pun harus siap membagi berkat kita karena Allah telah lebih dahulu memberkati kita. Apabila kita tidak mengucap syukur dan malah menjadi sombong, apa bedanya kita dengan monyet tadi?

[-sld-]

“Lebih banyak tetes air mata yang dikeluarkan untuk sebuah doa yang terjawab daripada doa yang tidak terjawab” --Teresa of Avila--